Kebudayaan Baret Kuning

00.59
Hari ini tepat tanggal 31 Desember 2012 pukul 12.50
            Dikisahkan seorang pemuda yang mulai putus asa, sebab dihadapkan kepada bencana yang akan terjadi pada akhir-akhir jaman ini.
            Teman-teman, keluarga, kekasih, orang-orang sudah mati. Sekarang aku sendirian di negeri yang disebut bumi, disebabkan pucuk penguasa bumi berpindah tangan kepada tangan yang salah, yang aku lihat sekarang kebanyakan penghuni bumi bukan dari kalangan mayoritas manusia, melainkan dari keturunan minoritas Darwin. Mereka lebih suka mengenalkan nama golongannya dengan sebutan kebudayaan Baret kuning. Ini merupakan kesalahan besar manusia membiarkan segalanya terjadi tanpa ada suatu antisipasi, padahal jelas-jelas sebelumnya Darwin memberikan ultimatum kepada para manusia, agar selalu ingat bahwa jaman kejayaan manusia akan berakhir dan digantikan dengan jaman kemajuan Baret Kuning, namun kebanyakan mereka hanya menertawakan Teori tersebut.
Tanpa disadari penjajahan tersebut sangat cepat menyebar dengan sistem penjajahan modern, yakni mengumpulkan ahli-ahli kimia untuk membuat menelurkan virus-virus baru seperti virus BK, bukan hanya melalui virus, yang paling ampuh ialah menggunakan penjajahan melalui dunia kaki maya, menyebar kebudayaan mereka lewat jejaring So Sial buatan mereka lewat pembaharuan teknologi. Saya sendiri pun tidak luput terinfeksi virus tersebut, perlahan manusia di bumi mulai terinfeksi virus tersebut sebagian ada yang mati dan sebagian yang masih hidup menjadi antek-antek mereka dengan sangat terpaksa mengikuti sistem yang mereka buat. Sekalipun Tuhan, dia tidak bisa membantu, karena dia sudah mengingatkan kepada manusia melalui ayat-ayatnya yang berisi bahwa sifat alamiah manusia adalah pelupa. Kebanyakan manusia lupa dengan ayat tersebut dan sibuk mengurusi pribadi masing-masing, sementara ketentraman dunia diabaikan, sehingga muncul Era baru penguasa dunia.
            Pertama-tama pusat pemerintahan Negara dikuasai , kemudian pusat perekonomian, pusat pertambangan, pusat pertanian, pusat kelautan, dan kemudian beralih kepada pusat paling fatal yakni pusat komunikasi dan teknologi, semuanya sudah dikuasai tanpa ada satupun manusia yang terbunuh, perlahan kedudukan manusia tergantikan dan mulai lenyap di bumi. Dikisahkan dalam cerita itu, hanya aku seorang yang masih memiliki sifat alamiah kemanusiaan dan lestari di belahan bumi timur ini. Aku selalu berfikir keras dan aku menyadari kekuranganku tidak bisa menjalin rasa persaudaraan terhadap mereka, sehingga mereka menganggap aku seikat pisang diatas pohon yang siap untuk mereka petik kapan pun mereka inginkan. Seharusnya dulu aku belajar kepada Darwin mengikuti aturan Evolusinya, sehingga tak menjadi Gaptek seperti sekarang.
            Alam ini dulunya sangat indah, dari mulai timur, barat, selatan, utara, begitu terhampar hutan hujan yang lebat. Namun justru keindahan tersebut mengundang kawanan Baret Kuning untuk berkunjung, karena dikatakan oleh pimpinan mereka, bahwa dibelahan Timur Ahsia terdapat pisang jenis langka, karena hanya ada satu jenis pisang tersebut di dunia dan merupakan jenis pisang terbaik dari yang terbaik, berbondong-bondong mereka pun datang. Sampai sudah mereka di negeri AntarNusa tepatnya di Pulau bernama Maluaku, kedatangan mereka disambut gembira oleh para Raja-raja Maluaku, kedatangan mereka diibaratkan sebagai seorang Dewa yang turun dari kayangan untuk membantu mendongkrak perekonomian kerajaan tersebut. Baret Kuning pun kembali ke negerinya di Catalan dengan membawa hasil pisang kualitas bagus, untuk dipasarkan ke seluruh negeri. Setelah bertahun-tahun berjalan, keuntungan yang didapat dari hasil penjualan pisang tersebut cukup membuat kas Negara mereka terpenuhi. Kemajuan tersebut membuat iri tetangga mereka yakni Baret Kuning jenis II, mereka pun mulai membuat siasat untuk mencari darimana datangnya  pisang dengan kualitas bagus itu. Tetangga mereka mengadopsi sistem Negara tersebut dengan cara membuat pasukan armada laut untuk mengarungi lautan mencari bahan baku itu. Begitu dekatnya hubungan penduduk setempat dan raja-raja dengan Baret Kuning ini, tanpa disadari mereka mengetahui kelemahan kerajaan tersebut. Kedua Negara bersikeras untuk mendapatkan tanah surge yang diapit ribuan pulau berisi tambang emas, dan kebudayaan yang beragam. Munculah Era baru dunia kelautan berbentuk Kolonialisme bahari.

jatinangor, 14-02-2013

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.