Kebudayaan Baret Kuning
Hari ini tepat tanggal
31 Desember 2012 pukul 12.50
Dikisahkan seorang pemuda yang mulai putus asa, sebab
dihadapkan kepada bencana yang akan terjadi pada akhir-akhir jaman ini.
Teman-teman, keluarga, kekasih, orang-orang sudah mati.
Sekarang aku sendirian di negeri yang disebut bumi, disebabkan pucuk penguasa
bumi berpindah tangan kepada tangan yang salah, yang aku lihat sekarang
kebanyakan penghuni bumi bukan dari kalangan mayoritas manusia, melainkan dari
keturunan minoritas Darwin. Mereka lebih suka mengenalkan nama golongannya
dengan sebutan kebudayaan Baret kuning. Ini merupakan kesalahan besar manusia
membiarkan segalanya terjadi tanpa ada suatu antisipasi, padahal jelas-jelas sebelumnya
Darwin memberikan ultimatum kepada para manusia, agar selalu ingat bahwa jaman
kejayaan manusia akan berakhir dan digantikan dengan jaman kemajuan Baret
Kuning, namun kebanyakan mereka hanya menertawakan Teori tersebut.
Tanpa
disadari penjajahan tersebut sangat cepat menyebar dengan sistem penjajahan
modern, yakni mengumpulkan ahli-ahli kimia untuk membuat menelurkan virus-virus
baru seperti virus BK, bukan hanya melalui virus, yang paling ampuh ialah
menggunakan penjajahan melalui dunia kaki maya, menyebar kebudayaan mereka
lewat jejaring So Sial buatan mereka lewat pembaharuan teknologi. Saya sendiri
pun tidak luput terinfeksi virus tersebut, perlahan manusia di bumi mulai
terinfeksi virus tersebut sebagian ada yang mati dan sebagian yang masih hidup
menjadi antek-antek mereka dengan sangat terpaksa mengikuti sistem yang mereka
buat. Sekalipun Tuhan, dia tidak bisa membantu, karena dia sudah mengingatkan kepada
manusia melalui ayat-ayatnya yang berisi bahwa sifat alamiah manusia adalah
pelupa. Kebanyakan manusia lupa dengan ayat tersebut dan sibuk mengurusi
pribadi masing-masing, sementara ketentraman dunia diabaikan, sehingga muncul
Era baru penguasa dunia.
Pertama-tama pusat pemerintahan Negara dikuasai ,
kemudian pusat perekonomian, pusat pertambangan, pusat pertanian, pusat
kelautan, dan kemudian beralih kepada pusat paling fatal yakni pusat komunikasi
dan teknologi, semuanya sudah dikuasai tanpa ada satupun manusia yang terbunuh,
perlahan kedudukan manusia tergantikan dan mulai lenyap di bumi. Dikisahkan
dalam cerita itu, hanya aku seorang yang masih memiliki sifat alamiah
kemanusiaan dan lestari di belahan bumi timur ini. Aku selalu berfikir keras
dan aku menyadari kekuranganku tidak bisa menjalin rasa persaudaraan terhadap
mereka, sehingga mereka menganggap aku seikat pisang diatas pohon yang siap
untuk mereka petik kapan pun mereka inginkan. Seharusnya dulu aku belajar
kepada Darwin mengikuti aturan Evolusinya, sehingga tak menjadi Gaptek seperti
sekarang.
Alam ini dulunya sangat indah, dari mulai timur, barat,
selatan, utara, begitu terhampar hutan hujan yang lebat. Namun justru keindahan
tersebut mengundang kawanan Baret Kuning untuk berkunjung, karena dikatakan
oleh pimpinan mereka, bahwa dibelahan Timur Ahsia terdapat pisang jenis langka,
karena hanya ada satu jenis pisang tersebut di dunia dan merupakan jenis pisang
terbaik dari yang terbaik, berbondong-bondong mereka pun datang. Sampai sudah
mereka di negeri AntarNusa tepatnya di Pulau bernama Maluaku, kedatangan mereka
disambut gembira oleh para Raja-raja Maluaku, kedatangan mereka diibaratkan
sebagai seorang Dewa yang turun dari kayangan untuk membantu mendongkrak
perekonomian kerajaan tersebut. Baret Kuning pun kembali ke negerinya di
Catalan dengan membawa hasil pisang kualitas bagus, untuk dipasarkan ke seluruh
negeri. Setelah bertahun-tahun berjalan, keuntungan yang didapat dari hasil penjualan
pisang tersebut cukup membuat kas Negara mereka terpenuhi. Kemajuan tersebut
membuat iri tetangga mereka yakni Baret Kuning jenis II, mereka pun mulai
membuat siasat untuk mencari darimana datangnya
pisang dengan kualitas bagus itu. Tetangga mereka mengadopsi sistem
Negara tersebut dengan cara membuat pasukan armada laut untuk mengarungi lautan
mencari bahan baku itu. Begitu dekatnya hubungan penduduk setempat dan
raja-raja dengan Baret Kuning ini, tanpa disadari mereka mengetahui kelemahan
kerajaan tersebut. Kedua Negara bersikeras untuk mendapatkan tanah surge yang
diapit ribuan pulau berisi tambang emas, dan kebudayaan yang beragam. Munculah Era
baru dunia kelautan berbentuk Kolonialisme bahari.
jatinangor, 14-02-2013
Tidak ada komentar: