TERAS BIRU SASTRA
Disaat malam ini terasa
hening
Terdengar rintik hujan
menemaniku,
Andai saja saat itu ku
menyapa dia
Siapa dia?
Begitu ayu wajahnya
Seperti bidadari yang
kesiangan
Walaupun terkadang
penampilannya tidak feminim
Gaya berpakaian seperti anak
lelaki
Justru disana aura
perempuannya kaluar
Rambut hitamnya terurai rapi
Raut muka asli indonesia
Rengkuh tubuhnya sangat
indah dipandang dan menggairahkan
Di teras biru sastra yang
hampir usang
Tempat dimana dia selalu
duduk
Bercengkrama dengan teman-temannya
Mencuri pandang hanya itu
yang bisa kulakukan, dia pun begitu sesekali melihat kearahku
Sambil membenarkan tas
ransel berwarna hitam.
Hanya senyum dari kejauhan
dia membalasnya
Di teras biru sastra
Yang sejuk dan rindang
Semua golongan berbaur menjadi
Satu
Di teras biru sastra
Ideologi menjadi barang yang
berharga
Di teras biru sastra,
ditemani indahnya alam karunia Tuhan.
Sudah sepekan aku tidak
melihatnya,
Kemanakah dia?
Sejauh mata memandang hanya
terlihat teman-temannya
Anganku berharap bertemu
kembali dengannya.
Di teras biru sastra
Yang sudang usang luntur
warna cat birunya.
Diteras biru sastra aku
awali dan aku akhiri
Teras biru sastra…
Jatinangor, 01 maret
2012
Tidak ada komentar: