TERAS BIRU SASTRA

22.14

Disaat malam ini terasa hening
Terdengar rintik hujan menemaniku,
Andai saja saat itu ku menyapa dia
Siapa dia?
Begitu ayu wajahnya
Seperti bidadari yang kesiangan
Walaupun terkadang penampilannya tidak feminim
Gaya berpakaian seperti anak lelaki
Justru disana aura perempuannya kaluar
Rambut hitamnya terurai rapi
Raut muka asli indonesia
Rengkuh tubuhnya sangat indah dipandang dan menggairahkan
Di teras biru sastra yang hampir usang
Tempat dimana dia selalu duduk
Bercengkrama dengan teman-temannya
Mencuri pandang hanya itu yang bisa kulakukan, dia pun begitu sesekali melihat kearahku
Sambil membenarkan tas ransel berwarna hitam.
Hanya senyum dari kejauhan dia membalasnya
Di teras biru sastra
Yang sejuk dan rindang
Semua golongan berbaur menjadi Satu
Di teras biru sastra
Ideologi menjadi barang yang berharga
Di teras biru sastra, ditemani indahnya alam karunia Tuhan.
Sudah sepekan aku tidak melihatnya,
Kemanakah dia?
Sejauh mata memandang hanya terlihat teman-temannya
Anganku berharap bertemu kembali dengannya.
Di teras biru sastra
Yang sudang usang luntur warna cat birunya.
Diteras biru sastra aku awali dan aku akhiri
Teras biru sastra…



Jatinangor, 01 maret 2012

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.